Literasi media sosial menjadi penting, karena kompleksnya permasalahan yang dihadapi masyarakat. Salah satu contohnya perudungan atau bully, kerap menyasar kepada seseorang di media sosial.
Bahkan gaya hidup seks bebas juga menemukan ruang penyebaran media sosial. Prostitusi saat ini justru marak di Twitter, baik terang-terangan maupun terselubung.KH Chriswanto meminta agar para santri peka dan melanjutkan dakwahnya di media sosial.
Menurutnya, perkembangan teknologi digital harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memasifkan pemberitaan atau informasi positif. Tujuannya, agar amar ma’ruf kian meluas di kalangan masyarakat, agar kehidupan mereka tidak hanya menuruti hawa nafsu lalu menabrak norma agama dan budaya.
“Dengan memperbanyak sumber daya jurnalis dan para santri yang memiliki keterampilan bermedia sosial, mereka dapat mengedukasi umat dan berdakwah di media sosial,” ujarnya.